September 12, 2008

A Passion of Coffee

CERITANYA, saya agak tergelitik dengan beberapa teman ngopi yang agak 'protes' dengan rasa kopi yang disajikan di kedai kopi yang beberapa malam selepas taraweh yang kami datangi. "Koq, rasanya tidak seperti yang tempat Anam, ya....", celetuk Mas Herry yang malam itu cuma bercelana pendek dan berkaos putih simple. Sepulang ngopi, saya membongkar-bongkar koleksi majalah saya, dan---alhamdulillah---sebuah majalah unik yang mengupas habis soal kopi, dari asal muasalnya sampai kepada bagaimana menyajikan kopi agar terasa nikmat ditulis dan disajikan lengkap di majalah itu. Judulnya "A Passion of Coffee". Selamat membacanya di Pustaka Saya yang lain. Selamat ngopi, sobat.....

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Ha...92x. Mas Herry yang mana nih Bang? Saya kalau tentang kopi juga ada cerita, yaitu cara buatnya yang diajarkan kawan sejawat yaitu Mahendra, SE-kawan di Poltek Pontianak. Biasanya dosen kalau di kampus buat kopi di ruangan dosen dan airnya dari dispenser. Saya main hajar saja membuat kopi tersebut karena keburu waktu untuk mengajar. Jadi kopi + gule langsung saya seduh dengan air "agak panas" yang akhirnya menyebabkan kopi tidak pecah alias masak. Kawan tersebut mengajarkan agar menyeduh kopi dulu dengan 1/3 air hangat sambil diaduk, setelah itu tambah lagi air hingga 5/6 dari gelas sambil terus diaduk. Setelah kopi masak barulah ditambahkan gula. Perbandingan kopi dan gula juga sebaiknya 2 sendok teh kopi + 3 sendok teh gula untuk kopi gelas kecil. Tapi memang yang lebih enak kopi buatan Anam yang diantarkan Lulu istri Anam. Ha...92x.

BANG IID mengatakan...

@bangyudi : Wah, kaya'nya bang yudi sudah
pakar di bidang perkopian.
kapan kita ngopi bareng nih?

ci_6161 mengatakan...

wuah...im interesting with that book...di gramed ada jual gak mas?

BANG IID mengatakan...

@ei tu ze : Belinya udah lama, gie.
Mungkin bisa pesen di -
penerbitnya. Nanti kukasi
alamatnya, ya!